Menikah sudah delapan tahun. Sejak tahun kedua, saya hampir setiap hari berhubungan intim dengan istri karena ingin punya anak. Tetapi belum sempat memiliki anak, saya sudah merasa bosan dengan tubuhnya. Sampai sekarang sudah beberapa tahun kami tidak berhubungan intim. Suatu hari, Amatsuka pindah ke apartemen sebelah kami. Sejak pandangan pertama, saya sudah tertarik dengan kecantikan dan sifat ceria dirinya. Keesokan harinya, saat melihat Moe sedang bingung di luar pintu, ternyata dia lupa kunci di dalam rumah dan sedang menunggu tukang kunci datang membantu. Karena harus menunggu cukup lama, saya mengundang Amatsuka untuk makan di rumah. Setelah itu, istri saya dan Amatsuka minum alkohol sambil berbincang-bincang. Beberapa saat kemudian, istri saya pergi mandi, tinggal saya dan Amatsuka. Entah karena mabuk atau tidak, saya menyentuh tangan Amatsuka, dan dia tidak menarik tangannya. Dengan peluang yang ada, saya berniat untuk mencium Amatsuka ketika istri saya keluar, kami cepat-cepat kembali ke posisi semula. Meskipun belum melakukan apa-apa, tetapi kami telah secara diam-diam mengakui perasaan satu sama lain. Keesokan harinya, saya ditarik masuk oleh Amatsuka. Kami berdua berpelukan dan berciuman sebentar, dan kemudian saya ingin melangkah lebih jauh. Tapi Amatsuka menghentikan saya, dia merasa bahwa berhubungan seks tepat di sebelah istri saya sangat aneh, jadi dia ingin menunggunya bepergian bulan depan. Selama bulan ini, saya harus menahan diri dari meniduri istri saya dan masturbasi, dan Amatsuka akan menderita sama seperti saya. Dan sebulan penyiksaan juga telah berakhir. Begitu istri saya meninggalkan rumah, saya pergi ke kamar Amatsuka. Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi, tetapi saling bergegas seperti dua binatang buas, melepaskan semua hasrat seksual yang telah terakumulasi selama sebulan ...