Istrinya meninggal karena penyakit kanker yang kejam, meninggalkan rasa sakit itu adalah kehidupan sulit dan kekurangan dari dua ayah dan anak Jinguji. Namun tidak lama kemudian, mereka bertekad untuk mengatasi kesulitan itu dan kehidupan mereka menjadi lebih stabil setelah periode yang penuh cobaan. Meskipun segalanya perlahan kembali normal, seiring waktu, sifat kedua ayah dan anak juga berubah sedikit. Anak perempuannya sedang dalam masa pubertas, sangat penasaran dan ingin tahu tentang seks, hanya perlu seseorang yang mengambil inisiatif maka dia akan meledakkan naluri remaja putrinya. Sedangkan bagi sang ayah, istri yang baru saja meninggal merupakan kehilangan yang sangat besar baginya, itu tidak hanya mencuri dari dirinya sebuah cinta yang dalam dan berkesan secara mental, tetapi juga membuatnya tersiksa secara fisik setiap kali hasrat dalam dirinya muncul. Dan hal inilah yang mendorong iblis dalam dirinya untuk melakukan hal-hal menyimpang, yang salah terhadap putrinya yang naif.